Wilujeng ngeBlog Daks,
Toko Online emang lagi booming banget nih Daks, tapi jangan lupa juga
jauh sebelum Toko Online lahir Toko Offline adalah raja perdagangan
(tsaah).
Kalo diluaran lagi jamannya adu cupang, disini ane bakal ngaduin
antara Toko Online vs Toko Offline. Pastinya kedua – duanya punya
kekurangan dan kelebihan masing – masing. Nih beberapa item yang bisa
dibandingkan antara Toko Online dengan Toko Offline.
1. Lokasi
Dari segi lokasi toko, toko
online biasanya ditemukan di
tempat yang banyak orang mengaksesnya seperti mesin pencari Google atau
media sosial lainnya seperti Facebook atau Twitter.
Sedangkan toko
offline lokasi tokonya mendekati pusat
keramaian di mana banyak orang yang berlalu-lalang dan lokasinya cukup
strategis serta mudah dijangkau. Contohnya di pusat perbelanjaan, mall
atau kios-kios di pinggir jalan.
2. Promosi dan pemasaran
Promosi dilakukan hampir tidak menggunakan biaya karena media yang digunakan adalah medial
online.
Sobat juga tidak perlu mencetak brosur untuk memperkenalkan barang
dagangan tapi hanya menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter,
Instagram, Blog maupun Pinterest.
Sedangkan toko
offline akan lebih banyak memerlukan biaya.
Sobat perlu mencetak brosur atau membuat iklan di koran untuk
memperkenalkan produk dan lokasi usaha, serta mencetak kartu nama untuk
lebih meyakinkan pembeli.
3. Jangkauan pasar
Jika membuka toko
online, Sobat dapat menjangkau pasar di
mana pun lokasinya. Baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Karena
dunia internet tak terbatas.
Sedangkan toko
offline, pembeli yang datang kemungkinan hanya di sekitar wilayah toko.
4. Modal awal
Biaya awal yang dikeluarkan untuk membuka toko
online adalah biaya koneksi internet, biaya pembuatan
website, dan biaya SEO (jika Sobat ingin).
Sedangkan biaya awal yang dikeluarkan untuk membuka toko
offline, yaitu biaya sewa toko, biaya operasional toko seperti air, listrik dan telepon serta biaya sewa gudang.
5. Jenis produk
Di toko
online, jenis produk yang dijual bervariasi dan tidak terbatas. Namun toko
online akan lebih mudah dikunjungi jika menjual produk yang lebih spesifik.
Sedangkan di toko
offline, jenis produk yang dijual juga
bervariasi namun terbatas pada jumlahnya. Karena jumlah produk yang
dijual tentunya harus melebihi jumlah stok tersebut.
6. Jumlah produk
Penjual
online tidak harus memiliki stok barang untuk menjual produk. Sobat bisa melakukan sistem
dropshipper saat melakukan penjualan. Selain itu jumlah produk juga bisa disesuaikan dengan jumlah pesanan.
Sedangkan penjual
offline harus menyimpan stok produk. Stok
produk harus bisa diukur berdasarkan kondisi permintaan pasar demi
menghindari penumpukan stok di gudang.
7. Jumlah toko
Sobat yang ingin membuka toko
online bisa membuka lebih dari satu toko, Sobat bisa membuka banyak toko melalui
marketplace atau situs jual beli
online yang rata-rata menyediakan akun gratis. Sobat hanya tinggal mendaftarkan
email, mengisi data-data yang diperlukan dan mengunggah foto produk serta memberikan deskripsi produk dan
contact person.
Sedangkan untuk toko
offline, Sobat harus membuka cabang di
wilayah yang berbeda untuk menjangkau konsumen yang ada di wilayah
tersebut. Tentunya Sobat akan memerlukan biaya tambahan lagi untuk
membuka cabang.
8. Cari barang
Cara termudah mencari barang di dunia maya adalah dengan mengetik kata kunci produk di halaman mesin pencari Google atau kolom
search di sebuah toko
online.
Sedangkan di dunia
offline, Sobat harus mendatangi beberapa
toko, mencari produk di rak-rak tertentu atau meminta bantuan karyawan
toko untk mencari produk yang Sobat butuhkan.
9. Cara beli
Jika membeli di toko
online, pembeli hanya cukup menekan tombol “beli” atau memesan produk yang telah dilihat di situs atau toko
online melalui sms atau telpon ke penjual.
Sedangkan di toko
offline, pembeli bisa langsung memilih produk secara langsung dengan mendatangi toko kemudian membayarnya jika sudah cocok.
10. Cara pembayaran
Di toko online, pembayaran dilakukan dengan cara transfer. Pembeli
mengirim uang via rekening pribadi ke rekening penjual setelah melakukan
pemesanan senilai harga jual ditambah biaya ongkos kirim. Setelah uang
diterima penjual, maka pembeli akan mengirimkan produk yang dipesan ke
alamat pembeli.
Sedangkan di toko
offline, pembayaran langsung dilakukan di
waktu yang sama. Pembeli menyerahkan uang langsung kepada penjual atau
melakukan pembayaran di mesin kasir lalu produk bisa langsung pembeli
bawa pulang.
11. Tenaga dan waktu
Dalam menjalankan toko
online, Sobat bisa membutuhkan tenaga satu orang. Waktu yang dibutuhkan juga tidak harus
full time karena bisa disambi sambil bekerja atau pun mengurus anak.
Sedangkan pada toko
offline, tenaga yang dibutuhkan bisa
lebih dari satu orang dengan posisi yang berbeda-beda seperti kasir,
pemasaran, manajer toko dan sebagainya. Waktu yang dibutuhkan juga
sebaiknya
full time dan harus memiliki komitmen yang lebih besar.
Nah begitu kira – kira perbandingan antara Toko Online sama Offline, pilih mana Daks??
See ya at Next Post
Sumber :
https://yeaind.wordpress.com/